Jumat, 25 Februari 2011

Steering wheel alignment

Pada kendaraan terdapat dua roda yang digunakan sebagai kemudi yang umumnya terdapat pada roda depan maka steering wheel alignment ada yang menyebut front wheel alignment. Roda ini harus bergerak halus dan akurat selama sistem kemudi dikerjakan sehingga mudah dalam pengoperasian, harus stabil dan cepat kembali keposisi sebenarnya jika mendapat beban dari jalan selain itu ban tidak boleh cepat aus, maka faktor faktor yang harus diperhatikan pada roda tersebut :

Ø Kingpin inclination angle

Pivot shaft dari roda kemudi dinamakan kingpin. Pada struktur tipe rigid axle suspensi, roda akan berputar mengitari kingpin. Umumnya kingpin tidak vertical dengan permukaan jalan, tetapi ada kemiringan yang terlihat pada gambar. Sudut antara kingpin shaft dengan garis vertical kepermukaan jalan dinamakan kingpin inclination angle. Kemiringan ini akan membantu memberikan steering kestabilan dengan kecenderungan roda untuk kembali keposisi langsung kedepan (posisi lurus) setelah diputar. Saat kemudi dibelokkan, roda akan berputar dengan kingpin sebagai porosnya dan roda akan cenderung naik yang akan mengakibatkan ada gaya reaksi untuk mengembalikan roda keposisi awal. Besarnya kingpin inclination antara 58-88.

Ø Camber angle

Ketika axle dilihat dari depan kendaraan, akan terlihat garis tengah ban tidak vertical tetapi akan miring membentuk sudut dengan arah keluar yang dinamakan camber angle dengan besar sekitar 18. Ban akan cenderung miring kedalam ketika unit mendapat beban atau muatan, maka adanya camber ini akan menghilangkan efek tersebut.

Ø Toe-in

Ketika roda kemudi dilihat dari atas akan terlihat jarak yang beda antara A dan B, A akan lebih pendek inilah yang dinamakan toe-in. Ketika unit belok maka membentuk suatu radius yang titik pusatnya jika ditarik garis ke titik tengah masing-masing roda kemudi akan membentuk dua garis yang berbeda oleh karena itu agar beban jalan ke masing-masing roda sama dan tidak terjadi slip pada roda bagian dalam maka sudut untuk roda kemudi bagian luar harus lebih tajam sehingga diperlukan toe-in.

Ø Caster angle

Biasanya kingpin jika dilihat dari sisi samping kendaraan akan miring kebelakang dari garis vertical yang dinamakan caster. Hal ini akan membuat kemudi lebih mudah dan roda akan cenderung untuk bergerak maju atau mundur kembali. Besarnya caster anglebiasanya 18-28.

Front drive axle

Front drive axle terdapat final gear, differential gear, axle housing,axle shaft,dan universal joint (Birfield joint).

Birfield joint

REAR AXLE

Rear axle akan menyangga beban dan meneruskan tenaga penggerak keroda belakang yang disebut juga driving axle. Bagiannya yaitu rear axle housing, axle shaft dan bearing roda. Selain itu ada rear axle yang tidak meneruskan tenaga atau dead axle. Rear axle tipe rigid digunakan pada kendaraan sedang dan heavy-duty.Berdasar metode pembebanan pada axle shaft, terdiri dari :

Ø Half Floating Type

Roda dipasang langsung pada axle shaft. Axle shaft ini didukung oleh axle housing melalui bearing. Axle shaft dan axle housing menerima beban yang sama diteruskan ke roda. Bagaimanapun axle shaft akan menerima moment bending yang dihasilkan oleh gaya vertical, melintang dan memanjang pada roda serta momen torsi yang dihasilkan oleh tenaga kendali (driving). Tipe ini banyak digunakan untuk kendaraan kecilsebab strukturnya sederhana dan hanya untuk beban ringan.

Ø Full Floating Type

Masing-masing roda didukung oleh axle housing melalui dua tapered roller bearing . Momen bending dihasilkan oleh gaya vertical, melintang dan memanjang dari roda semuanya diterima axle housing sedangkan axle shaft meneruskan tenaga driving dan hanya menerima momen torsi yang dihasilkanoleh tenaga driving tersebut. Tipe ini dipakai untuk kendaraan sedang dan heavy-duty. Axle shaft dapat dilepas dan pasang dengan mudah daripada tipe lainnya.

Ø ¾ Floating Type

Struktur tipe ini antara tipe half floating dan full floating. Roda didukung oleh axle housing melalui sebuah bearing. Axle shaft sangat mudah menyalurkan kekuatan driving. Karena itu hampir ¾ momen bending dari beban vertical dan melintang oleh roda akan diteruskan ke axle housing. Axle shaft menerima momen torsi dan momen bending ¼ dari beban melintang. Tipe ini jarang digunakan karena strukturnya komplek.

Struktur Rear Axle

Berdasar fungsinya rear axle diklasifikasikan menjadi dua yaitu live axle dan drive axle.

Drive Axle

Bentuknya bervariasi tergantung dari jenis kendaraan. Axle housing berfungsi menutup dan melindungi axle shaft, mendukung berat kendaraan dan beban. Final gear terpasang dekat dengan bagian tengah axle housing. Axle housing dapat diklasifikasikan :

  1. Banjo type

Tipe ini mudah dibuat sehingga saat ini banyak digunakan

  1. Build-up type

Tipe ini mempunyai struktur yang paling komplek, dibanding yang lain.

3. Split type

Axle housing terpisah antara bagian kiri dan kanan. Final gear terpasang ditengah dengan menggunakan bolt untuk menghubungkannya. Pada tipe ini pemeriksaan dan pengadjustan differential carrier (final gear) lebih sulit dari tipe lain.

Axle shaft akan meneruskan tenaga melalui final gear dan differential gear ke roda. Hub terpasang pada kedua sisi axle housing melalui dua bearing pada masing-masing sisi. Brake drum dan disc roda terpasang pada hub. Tapered roller bearing digunakan pada rear axle karena adanya beban melintang dari roda.

Dead Axle

Dead axle tidak meneruskan tenaga, tetapi hanya mendukung beban pada roda sehingga tidak ada final gear atau axle shaft. Yang terdapat pada axle tipe ini hanya shaft dimana ujungnya terdapat bearing. Komponen hub disini pada dasarnya sama seperti drive axle.

Tidak ada komentar: